Jiwaku tersungkur
Menyemai kerapuhan di kegelapan malam
Masih, di sepertiga malam yang tak henti
Menjejakkan langkah seorang hamba
Yang tak pernah lekang merindu mati
Bentangan sajadah membasah
Membanjiri relung-relung nista
Semakin renta berpeluh air mata
Kepasrahan menengadah dalam lafadz cinta
Bersemayam dalam melodi-melodi alufiru
Tanpa henti menghempas raga
Pada daun-daun kering yang membatu
Ya, membatu dalam hatiku
Lalu membeku pada alum-alum saga
Izinkan waktu ini memalu rindu pada-Mu
Walau kelemahan dan kehinaan meraja
Begitu mesra dalam getir kelu
Izinkan waktu ini menitis dalam sukma
Dengan bait-bait keagungan-Mu
Mereguk segenap cinta-Mu yang tak pernah tandas
Hingga datang ajalku
Hingga aku menapaki jalan-Mu
Dalam kalbu yang abadi
Bandung – Jakarta, 31 Mei 2008
Cat: Sebuah Kolaborasi Takiyo dan MicHi_MoeT
0 comments:
Post a Comment