skriptorium beryl

literature & spiritual combination

: Anisa

seperti bermimpi, kudengar petikan kecapi dengan gumam lirih di sampingku, seraut wajah menawan bagaikan purnama di genting kaca, aku tertawan. di telaga ini kau pinta mahkota sedang aku hanya jelata dalam balada-baladaNya, apakah kau akan pergi, bersama debu, tempias di repihan celana panjangku.

lihat, lihat apa yang kupunya! bukan bahtera yang kuikat apalagi kencana bersayap emas. hanya di ujung sana sebuah teja yang semakin jingga, terikat bersama camar berabad lalu, tapi tak pernah rapuh dan selembar roti cokelat ini entah siapa yang akan kubagi.

kau bergumam lagi seperti nyanyian peri, pernah kudengar seabad lalu tepat di telaga ini, berbisik, hanya berbisik kemudian sirna. apakah kau ia yang hilang itu, kau tak menjawab, tapi…

lagi kau bergumam, kau tak memetik kecapi, genggamanmu tepat menusuk jantungku. izinkan aku menikmati sebagian roti cokelat itu, pintamu.

hingga akhirnya aku tahu, mahkota yang hilang dalam sebuah balada seabad lalu. dan saat itu, petang menuju sukma-sukma kita yang lebih dahulu bersenggama, menirwana. utuhlah cahaya kita. utuhlah cinta kita. utuh.

Bandung, 24 Juni 2009. 08.42pm

0 comments:

Post a Comment